Awal tahun 2000an banyak muncul gerai roti kekinian, dimulai dari Breadtalk, Breadlife dan lainnya. Tapi bagi saya roti jadul tetap dihati.
Saya tidak akan menceritakan sejarah keduanya, karena memang sudah banyak review mengenai ini, saya cuma mengambil sudut pandang pribadi saya mengenai bahwa roti jadul seperti ini tidak pernah lekang ditelan jaman.
Roti Tawar, baik Roti lauw atau Tan Ek Tjoan tetap konsisten dengan roti jadulnya, banyak anak sekarang kurang suka karena sisi atasnya yang terkesan gosong, tapi menurut saya justru itu bagian roti yang paling enak.
Sejatinya roti tawar jadul ini paling enak di panggang, entah pakai toaster atau cuma pakai loyang di kompor gas biasa. Selesai di panggang, oles mentega secukupnya disalah satu sisi dan oleh selai kaya disisi lainnya. rasanya hmmm.. apalagi jika ditemani oleh Teh C atau Kopi C (mengenai apa itu Teh C dan Kopi C akan saya bahas di post yang lain).
Berbeda dengan Roti jaman sekarang seperti Roti tawar SariRoti yang cenderung lembut atau roti tawar Breadtalk yang pinggirnya terlampau keras dan isinya over lembut.
Roti Gambang, ini yang saya suka dari kedua roti jadul ini, mereka masih produksi roti gambang.
Sebenarnya roti gambang ini aslinya dari semarang sejak jaman Belanda dengan nama roti ganjel rel :p , entah kenapa sekarang jadi trademark roti jadul Betawi, entah mana pula yang duluan :D diluar itu rasa dari roti gambang ini sangat khas, gurih dan agak keras dengan bertabur wijen diatasnya, paling cocok makannya sambil dicelup teh panas tawar.
Jika Breadtalk dan Breadlife perang roti coklat dengan varian yang beragam dan selalu berinovasi, roti jadul coklat lapis dari Lauw dan Tan Ek Tjoan tetap manjadi favorite saya, terutama Donat Coklatnya.
Donat Coklat, donat kampung dengan taburan coklat ceres ini ini juga paling top buat nemenin ngemil di sore hari.
Mereka tidak membuat varian donat yang banyak seperti halnya kompetitor donat kekinian lainnya, cuma bikin donat coklat ini. Cuma Longjohnnya HollandBakery yang bisa ngalahin rasa kedua donat coklat ini.
Pada dasarnya ditengah gempurnya Bakery model baru yang variannya terus berinovasi, Roti lauw dan Tan Ek Tjoan ini masih menjadi favorite saya, entah buat sarapan pagi atau sekedar ngemil di sore hari ataupun buat ganjel perut dikala lapar.
Penjualan roti ini keduanya masih mengandalkan gerobak sepeda, mereka tidak berupaya (mungkin belum) untuk membuka gerai di Mall besar atau berinovasi produk sehingga lebih diterima di kalangan milenial..
Terkesan repot? iya memang, tapi itulah yang menjadikan mereka unik, seakan mereka berbisnis bukan semata mencari laba, melainkan berbagi.
Berbagi rejeki dengan sesama, berbagi rejeki dengan para penjual gerobak sepeda yang selalu berkeliling ke seluruh pelosok kampung dan jalan, sehingga ekonomi kecil berputar.
Inilah mengapa saya tetap setia dengan Roti lauw dan Roti Tan Ek Tjoan.
https://www.jakartatwilight.com/post/tahu-go-fenomena-bisnis-receh-tapi-jangan-anggap-remeh-bagian-2
Comments